Selasa, 07 April 2009

Sistem Pembuatan Peta “ Dasar-dasar kartografi ”

Apa yang dimaksud dengan kartografi?


Kartografi dasar mempelajari penyusunan peta. Oleh United Nation, batasan-batasan kajian ilmu kartografi adalah :


  • Kartografi adalah

ilmu yang mempelajari tentang bagaimana menyiapkan segala jenis peta dan chart termasuk setiap kegiatan mulai dari pengukuran lapangan sampai pencetakan akhir. ” (UN, 1949)


Kemudian, karena kajiannya dirasa oleh para kartograf terlalu luas, maka diadakan konferensi yang tergabung dalam ICA (International Cartograph Assosiation) menghasilkan batasan baru, yaitu :

  • Kartografi adalah

seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta, sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen-dokumen ilmiah dan hasil karya seni. (ICA, 1973).


Pengertian lain dari Kartografi yaitu :

  • Kartografi adalah

ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat peta dan grafik atau ilmu yang mempelajari tentang peta, dokumen ilmiah dan karya seni. Termasuk di dalamnya adalah kartografi digital.

  • Kartografi adalah

Ilmu dan seni menggambarkan kenampakan fisik buli dan benda-benda angka lain dan termasuk di dalamnya hasil karya manusia dan berbagai kegiatannya dengan peta (Dishidros).


Kartografi merupakan bagian dari ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat dengan sistem komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta. Untuk menyampaikan berbagai informasi, baik berupa informasi grafis maupun informasi atribut, diperlukan media yang tepat untuk menyampaikannya, yaitu dengan menggunakan peta sebagai media komunikasi dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk softcopy. Peta-peta ini nantinya dapat digunakan sebagai data dan dokumen baik secara aktual maupun secara periodik untuk memberikan informasi geografis suatu wilayah. Dalam kartografi, baik sebgai salah satu bagian dari ilmu geografi dan dokumen ilmiah, kartografi juga merupakan teknik dan pengetahuan untuk menunjukkan suatu fenomena geografis pada suatu daerah yang dipilih dan digeneralisasi.

Hal-hal yang penting dalam pembuatan peta dengan banyaknya kemudahan yang diberikan oleh perangkat lunak SIG, proses pembuatan peta menjadi sangat mudah, termasuk di dalamnya kemudahan untuk memenuhi standard yang ada. Untuk itu, berikut disampaikan standard peta yang baik:
1. Menampilkan suatu lokasi dan/atau atribut.
2. Menampilkan suatu hubungan, baik antar lokasi (jarak), antar atribut (suhu vs vegetasi), antara lokasi dan atribut (produksi dan distribusi), dan antar atribut hasil penghitungan (income per capita).
3. Mempunyai skala atau referensi untuk orientasi jarak atau lokasi.
4. Mempunyai informasi mengenai koordinat atau system proyeksi yang digunakan.
5. Menggunakan tanda-tanda atau simbologi yang sistematik.
6. Mempunyai informasi tekstual seperti judul atau legenda.
7. Mempunyai area/bagian bumi dan system tata letak seperti inzet dan index peta.
8. Menggunakan jaringan kotak-kotak atau Grid system.
9. Menampilkan Sumber/keterangan Riwayat Peta.


Contoh Kartografi


Minggu, 05 April 2009

Gambaran Besar Tugas GIS ” PROSPEK DAN POTENSI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BISNIS PROPERTI ”

Penggunaan teknologi GIS dalam pengelolaan property dapat membantu managemen proyek melihat kemajuan proyek melalui pangkalan data dengan menampilkan informasi gambar dan atribut secara bersamaan. Teknologi informasi ini dapat melakukan pertanyaan (query), pencarian (search) dan perbaikan yang dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Untuk pengaplikasian GIS dalam proyek property bangunan, maka perlu dibangunkan pangkalan data GIS terlebih dahlulu. Pembangunan pangkalan data GIS dilakukan seperti membagikan setiap lantai bangunan menjadi beberapa sektor ruang, setiap lantai diwakili sebagai lapisan (layer) dan setiap komponen bangunan seperti tiang, balok, pondasi, bukaan dan seterusnya disimpan dalam pangkalan data dengan atribut yang menjelaskan setiap komponen yang terkait seperti tanggal dimulai pekerjaan, tanggal diperkirakan selesai, jenis bahan yang digunakan, ukuran atau posisi dan sebagainya.

Setelah itu, pengaplikasian GIS dibagi menjadi beberapa aktivitas-aktivitas property, sehinga memudahkan dalam pengerjaan proyrk property, aktivitas-aktivitas property mempunyai empat tingkatan utama yaitu:

1. tahap konsep, yang mana pihak klien memastikan keinginan dan menjelaskan kepada konsultan yang akan mengkaji keperluannya, membuat rencana dan melakukan kajian kelayakan pembangunan

2. tahap desain, yang melibatkan perbaikan konsep, penyiapan gambar dan informasi serta menyediakan dokumen kontrak

3. tahap property struktur bangunan, yang mana program property disiapkan dan property lapangan dilaksanakan

4. tahapan operasional, yang mana merupakan aktivitas pemakaian, perbaikan atau pemeliharaan terhadap bangunan yang telah siap dibangun secara berkelanjutan.