Rabu, 06 Mei 2009

Komponen Web-based GIS

Sebagai suatu sistem, web-based GIS terintegrasi dengan jaringan komputer lain dan disusun oleh komponen-komponen pembentuk:

(1) komponen perangkat keras, meliputi: server, PC user, digitizer, peralatan pendukung jaringan;

(2) komponen sistem operasi berupa: WinNT, Linux, atau UNIX;

(3) komponen perangkat lunak pengolah data spasial, misalnya: ArcInfo, ArcView, MapInfo, AutoCAD Map, atau yang terintegrasi dengan pengolah citra, seperti: ILWIS, ERMapper, ENVI, ERDAS;

(4) komponen perangkat lunak pengolah data atribut, misalnya: dBase, Access, SQL, Oracle; (5) komponen basisdata yang terdiri dari tabel-tabel berikut relasi antar tabel;

(6) komponen perangkat lunak pendukung internet mapping; dan

(7) komponen pengguna sistem yang dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu: database administrator sebagai pengendali sistem, application programmer, dan pengguna.


Berkaitan dengan internet mapping, perusahaan pengembang software GIS telah memperkenalkan solusi yang mudah digunakan untuk menyebarkan peta di internet. Setelah me-release ArcView pada tahun 1991, ESRI telah mengembangkan modul tambahan ArcIMS yang dapat digunakan untuk mempublikasikan peta-peta dinamik di internet. Autodesk, Inc. mengembangkan Autodesk MapGuide dengan tampilan akhir yang sangat interaktif. Selain itu masih banyak vendor lain yang mengembangkan internet mapping, misalnya: MapInfo Corp. (MapXTreme), Bentley (Model Server Discovery), Intergraph (GeoMedia Web Map/Web Map Enterprise), PCI Geomatics (SPANS WebServer), GeoMicro Inc. (AltaMap Server), dan MetaMap (Map Server). Produk-produk tersebut juga dilengkapi plug-ins yang contoh aplikasinya bisa dilihat di http://www.geoplace.com.


Tahapan Pengembangan

Pengembangan basisdata spasial bidang property dengan web-based GIS dapat dilakukan melalui lima tahapan berikut, yaitu:

1. Tahap Konseptual

Sebagian besar aktivitas dititikberatkan pada identifikasi pengorganisasian data spasial bidang property yang sudah ada beserta analisis kebutuhan di masa mendatang. Selain itu juga dilakukan evaluasi kelayakan berupa estimasi biaya dan potensi keuntungan yang bakal diperoleh.


2. Tahap Perancangan

Pada tahap ini dipersiapkan secara detil rencana implementasi, rancangan sistem, dan rancangan basisdata spasial bidang property yang akan dibangun. Rencana implementasi berisi deskripsi tugas, alokasi sumberdaya, identifikasi rencana hasil akhir, dan time schedule. Perancangan sistem menyangkut pemilihan perangkat keras dan lunak. Perancangan basisdata tabuler property sebaiknya menggunakan model ER (entity relationship). Basisdata property disusun dalam tabel data lokasi sampel.


3. Tahap Pengembangan

Pada tahapan ini dilakukan akuisisi sistem, akuisisi basisdata, pengorganisasian sistem, persiapan prosedur operasi, dan persiapan lokasi. Melalui akuisisi sistem diharapkan dapat dipilih perangkat keras dan lunak pendukung web-based GIS yang paling efektif dengan biaya serendah mungkin. Di dalam pengorganisasian sistem, kendala yang seringkali dihadapi adalah kebutuhan personel pendukung dan skill. Persiapan prosedur operasi menyangkut penentuan prosedur manajemen sistem, seperti: operasi harian, pemeliharaan peralatan, serta pengalokasian wewenang penggunaan perangkat sistem dan akses data.


4. Tahap Operasional

Tahap operasional meliputi instalasi sistem dan pembuatan pilot project. Instalasi sistem mencakup pemasangan dan pengujian sistem, baik secara terpisah maupun terhubung dalam jaringan internet. Proyek percontohan perlu diujicobakan pada beberapa lembaga penelitian.


5. Tahap audit

Pada setiap periode tertentu, keberadaan sistem sebaiknya ditinjau kembali untuk memonitor relevansi sistem. Jika hasil review menunjukkan adanya pergeseran sistem dari tujuan semula, maka diperlukan perbaikan dan atau perluasan sistem (system expansion).


Akuisisi Basisdata

Akuisisi basisdata merupakan aktivitas pengkonversian data spasial (peta) dan data atribut property yang masih berupa data analog ke dalam format digital. Kegiatan yang dilakukan berupa pembuatan peta digital batas kawasan, pemetaan lahan, penyusunan basisdata tabuler lahan, dan integrasi data atribut lahan ke dalam data spasial.

Pembuatan peta digital batas kawasan (termasuk informasi batimetri) dilakukan melalui proses digitasi, editing, transformasi koordinat, pengolahan data atribut, dan layout peta. Pemetaan lahan dan kegiatan monitoringnya dilakukan dengan pemrosesan citra digital Landsat TM berdasarkan penerapan algoritma Lyzenga dan proses contextual editing.

Data atribut lahan kemudian diklasifikasi, diolah, dan diotomasi dengan pemberian identitas (ID) menggunakan SQL. Selanjutnya dilakukan pengintegrasian data atribut ke dalam peta dijital dengan bantuan perangkat lunak pengolah data spasial yang mempunyai fasilitas pertukaran data secara dinamis melalui container OLE maupun driver ODBC, misalnya: ArcView, AutoCAD Map, dan MapInfo.


Keluaran

Subsistem keluaran bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan produk akhir basisdata, seperti: tabel, grafik, peta, dan lain-lain. Sesuai dengan rencana semula bahwa keluaran basisdata spasial bidang property ini akan dipublikasikan secara luas di internet. Untuk itu harus dilakukan langkah terakhir yaitu transformasi basisdata spasial bidang property (terutama peta-peta) ke dalam bentuk interaktif yang berbasis web dengan perangkat lunak internet mapping yang dibantu dengan perangkat lunak JAVA/perangkat lunak lainnya.


Referensi

Aronoff, Stanley. 1989. Geographic Information System: A Management Perspective. Ottawa: WDL Publications


Autodesk Inc. 2001. Autodesk MapGuide Author Release 6.0: User’s Guide. California: Autodesk Inc.


English, S., C. Wilkinson, and V. Baker (Ed). 1994. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Townsville: Australian Institute of Marine Science


Limp, W. Frederick. 1999. See Web Mapping in Action. Arkansas: Center for Advanced Spatial Technologies, University of Arkansas. http://www.geoplace.com/gw/1999/1199/ webcomp.asp
Lyzenga, David R. 1981. Remote Sensing of Bottom Reflectance and Water Attenuation Parameters in Shallow Water Using Aircraft and Landsat Data. International Journal of Remote Sensing. 2 (1): 71-82

Pilgrim, C. J., Y. K Leung, K. Mouzakis, and S. Cameron. 1999. Implementing a Web-based GIS. Victoria: School of Information Technology - Swinburne University of Technology
Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Penerbit Informatika

Priyono, Juniawan and Dulbahri. 2002. Developing Coral Reef Spatial Database with Web-based-GIS: Case Study at Teluk Cendrawasih Marine National Park. in: Proceeding of European Meeting of the International Society for Reef Studies. Spencer et al (Ed). Cambridge: ISRS and CCRU: 97


Sumber : www.sutikno.org

Selasa, 07 April 2009

Sistem Pembuatan Peta “ Dasar-dasar kartografi ”

Apa yang dimaksud dengan kartografi?


Kartografi dasar mempelajari penyusunan peta. Oleh United Nation, batasan-batasan kajian ilmu kartografi adalah :


  • Kartografi adalah

ilmu yang mempelajari tentang bagaimana menyiapkan segala jenis peta dan chart termasuk setiap kegiatan mulai dari pengukuran lapangan sampai pencetakan akhir. ” (UN, 1949)


Kemudian, karena kajiannya dirasa oleh para kartograf terlalu luas, maka diadakan konferensi yang tergabung dalam ICA (International Cartograph Assosiation) menghasilkan batasan baru, yaitu :

  • Kartografi adalah

seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta, sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen-dokumen ilmiah dan hasil karya seni. (ICA, 1973).


Pengertian lain dari Kartografi yaitu :

  • Kartografi adalah

ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat peta dan grafik atau ilmu yang mempelajari tentang peta, dokumen ilmiah dan karya seni. Termasuk di dalamnya adalah kartografi digital.

  • Kartografi adalah

Ilmu dan seni menggambarkan kenampakan fisik buli dan benda-benda angka lain dan termasuk di dalamnya hasil karya manusia dan berbagai kegiatannya dengan peta (Dishidros).


Kartografi merupakan bagian dari ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat dengan sistem komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta. Untuk menyampaikan berbagai informasi, baik berupa informasi grafis maupun informasi atribut, diperlukan media yang tepat untuk menyampaikannya, yaitu dengan menggunakan peta sebagai media komunikasi dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk softcopy. Peta-peta ini nantinya dapat digunakan sebagai data dan dokumen baik secara aktual maupun secara periodik untuk memberikan informasi geografis suatu wilayah. Dalam kartografi, baik sebgai salah satu bagian dari ilmu geografi dan dokumen ilmiah, kartografi juga merupakan teknik dan pengetahuan untuk menunjukkan suatu fenomena geografis pada suatu daerah yang dipilih dan digeneralisasi.

Hal-hal yang penting dalam pembuatan peta dengan banyaknya kemudahan yang diberikan oleh perangkat lunak SIG, proses pembuatan peta menjadi sangat mudah, termasuk di dalamnya kemudahan untuk memenuhi standard yang ada. Untuk itu, berikut disampaikan standard peta yang baik:
1. Menampilkan suatu lokasi dan/atau atribut.
2. Menampilkan suatu hubungan, baik antar lokasi (jarak), antar atribut (suhu vs vegetasi), antara lokasi dan atribut (produksi dan distribusi), dan antar atribut hasil penghitungan (income per capita).
3. Mempunyai skala atau referensi untuk orientasi jarak atau lokasi.
4. Mempunyai informasi mengenai koordinat atau system proyeksi yang digunakan.
5. Menggunakan tanda-tanda atau simbologi yang sistematik.
6. Mempunyai informasi tekstual seperti judul atau legenda.
7. Mempunyai area/bagian bumi dan system tata letak seperti inzet dan index peta.
8. Menggunakan jaringan kotak-kotak atau Grid system.
9. Menampilkan Sumber/keterangan Riwayat Peta.


Contoh Kartografi


Minggu, 05 April 2009

Gambaran Besar Tugas GIS ” PROSPEK DAN POTENSI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BISNIS PROPERTI ”

Penggunaan teknologi GIS dalam pengelolaan property dapat membantu managemen proyek melihat kemajuan proyek melalui pangkalan data dengan menampilkan informasi gambar dan atribut secara bersamaan. Teknologi informasi ini dapat melakukan pertanyaan (query), pencarian (search) dan perbaikan yang dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Untuk pengaplikasian GIS dalam proyek property bangunan, maka perlu dibangunkan pangkalan data GIS terlebih dahlulu. Pembangunan pangkalan data GIS dilakukan seperti membagikan setiap lantai bangunan menjadi beberapa sektor ruang, setiap lantai diwakili sebagai lapisan (layer) dan setiap komponen bangunan seperti tiang, balok, pondasi, bukaan dan seterusnya disimpan dalam pangkalan data dengan atribut yang menjelaskan setiap komponen yang terkait seperti tanggal dimulai pekerjaan, tanggal diperkirakan selesai, jenis bahan yang digunakan, ukuran atau posisi dan sebagainya.

Setelah itu, pengaplikasian GIS dibagi menjadi beberapa aktivitas-aktivitas property, sehinga memudahkan dalam pengerjaan proyrk property, aktivitas-aktivitas property mempunyai empat tingkatan utama yaitu:

1. tahap konsep, yang mana pihak klien memastikan keinginan dan menjelaskan kepada konsultan yang akan mengkaji keperluannya, membuat rencana dan melakukan kajian kelayakan pembangunan

2. tahap desain, yang melibatkan perbaikan konsep, penyiapan gambar dan informasi serta menyediakan dokumen kontrak

3. tahap property struktur bangunan, yang mana program property disiapkan dan property lapangan dilaksanakan

4. tahapan operasional, yang mana merupakan aktivitas pemakaian, perbaikan atau pemeliharaan terhadap bangunan yang telah siap dibangun secara berkelanjutan.

Minggu, 29 Maret 2009

Prospek GIS di dalam bisnis Property

Industri Properti merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Ia merangkumi pelaksanaan beberapa aktivitas dan penghasilan produk-produk property tertentu yang biasannya terkait dengan pembangunan properti. Dari sudut aktivitas, ia melibatkan pekerjaan perencanaan, desain, pelaksanaan, perbaikan, pemakaian, renovasi atau memusnah.


Pembangunan properti dan infrastruktur merupakan pembangunan yang berkesinambungan dan terus - menerus. Mereka yang terlibat dalam industri ini memainkan peranan penting dalam mencorakkan lingkungan kota dan wilayah melalui property kawasan perumahan, fasilitas komersil dan perdagangan, jalan raya, sistem drainase dan pembangunan lainnya searah dengan kebutuhan pemerintah daerah.

Aktivitas-aktivitas property mempunyai empat tingkatan utama yaitu:

1. tahap konsep, yang mana pihak klien memastikan keinginan dan menjelaskan kepada konsultan yang akan mengkaji keperluannya, membuat rencana dan melakukan kajian kelayakan pembangunan

2. tahap desain, yang melibatkan perbaikan konsep, penyiapan gambar dan informasi serta menyediakan dokumen kontrak

3. tahap property struktur bangunan, yang mana program property disiapkan dan property lapangan dilaksanakan

4. tahapan operasional, yang mana merupakan aktivitas pemakaian, perbaikan atau pemeliharaan terhadap bangunan yang telah siap dibangun secara berkelanjutan.


Sejak seabad yang lalu, Sistem Informasi Geografis, atau ringkasnya lebih dikenali dengan GIS, sudah berupaya meyakinkan banyak organisasi sektor pemerintahan dan swasta dalam membantu meningkatkan mutu pekerjaan operasional harian pekerjaan mereka. Teknologi informasi geografis adalah teknologi yang senantiasa berkembang mengikuti perkembangan waktu, khusus direka bentuk untuk menyimpan, menyusun, memanipulasi, menganalisis, permodelan dan menampilkan informasi dalam bentuk data ruang dan atribut.


Disebabkan kemampuan ini, teknologi informasi geografis telah menjadi satu bentuk sistem informasi yang telah diterima secara luas dalam berbagai bidang pekerjaan untuk menangani dan memproses data yang mempunyai rujukan geografis dengan cepat dan dengan akurasi yang tinggi. Perubahan yang pesat dalam teknologi computer telah memungkinkan suatu pekerjaan yang sulit dilaksanakan masa lalu menjadi mudah pada zaman sekarang ini.


Bagi industri properti, kelancaran suatu proyek pembangunan antara lain bergantung kepada informasi yang lengkap sejak dari tahap awal pelaksanaannya. Ia melibatkan informasi yang diperoleh dari berbagai tahapan pekerjaan semenjak dari perencanaan pembangunan sampai tahapan property di lokasi proyek serta pemanfaatan hasil pekerjaan properti yang telah dilakukan.


Teknologi ini memiliki kemampuan menunjukkan ciri-ciri terkait dengan lokasi sebenarnya (geografi) di atas gambar, menentukan nilai, status IMB, fungsi bangunan, material bangunan, jenis pembangunan dan lain-lain. Kemampuannya memperbesar dan mengecilkan gambar menunjukkan keberbagaian perincian yang dapat ditampilkan dan dicetak di atas hard copy sehingga tampak dengan jelas wilayah pengembangan dalam suatu kota atau daerah tertentu, setiap property juga diwajibkan memiliki sertifikat baik sertifikat hak milik maupun hak guna bangunan pada Badan Pertanahan Nasional, GIS berfungsi untuk mendeteksi tanah atau lahan sengketa atau tidak, layak untuk dibangun atau tidak dan dapat juga dijakan bahan menganalisa pasar sesuai kebutuhan masyarakat.

Tutorial ARCView (Fungsi Legend Type)

Pada tutorial ini saya akan menjelaskan tentang beberapa Tool Legend Editor yang ada pada program GIS yaitu ARCView :

  1. Masukkan beberapa theme ke dalam ARCView, kemudian centang salah satu atau beberapa theme yang ada di dalam View, misalkan theme country, cities, rivers, dan lain-lain.

Setelah di centang, maka tampilannya akan seperti berikut :

2. Jika kita ingin membuka/mengedit Legend Editor, ada dua langkah yang bisa kita lakukan:

  • Langkah ke satu, misalnya kita akan mengedit sebuah theme yaitu country. Lakukan double klik pada theme tersebut yaitu country.shp, maka akan muncul sebuah kotak dialag seperti gambar dibawah ini :

Setelah muncul kotak dialog tersebut, ada beberapa kategori yang terdapat pada Legend Type (Single symbol, Graduated color, Graduated symbol, Unique value, Chart dan Dot ).

  • Langkah ke dua yaitu, klik perintah theme yang ada di atas, kemudian klik Edit Legend, seperti tampilan dibawah ini, untuk langkah selanjutnya sama seperti pada langkah 1 :

  • Singel symbol : Adalah suatu teknik dari legend type dimana hanya mengidentifikasi suatu objek hanya dengan satu simbol saja atau dengan satu warna saja, seperti di bawah ini :

Dan jika kita Apply, maka akan menjadi seperti berikut :

  • Graduated Color : Adalah suatu teknik dari legend type dimana semua informasi di identifikasi dengan warna, yaitu dari warna cerah ke gelap dimana itu merupakan sebuah klasifikasi dari tingkatan terendah ke tingkatan yang lebih tinggi, terlihat ada beberapa Color Ramp yang harus kita inputkan. Misalnya saja kita memilih Red Monochromatic, maka output yang akan dikeluarkan adalah :

Dan jika kita Apply, maka akan menjadi seperti berikut :

Hal ini menujukkan bahwa tingkat populasi dengan jenis kelamin perempuan di tiap kota berbeda-beda dengan criteria yang telah ada. Sehingga hal ini memudahkan kita untuk mengumpulakan data berapa besarnya penduduk perempuan yang tinggal disetiap kota.


  • Graduate Symbol : Adalah suatu teknik dari legend type yang sistem nya hampir sama dengan graduated color, hanya saja disini menggunakan simbol untuk membedakan jenis atau ukuran kepadatan suatu objek, jadi semakin kecil simbol maka semakin kecil pula informasi dari objek tersebut dan kebalikannya.

  • Unique Value : Adalah suatu teknik dari legend type dimana semua informasi yang ada pada suatu tempat dapat di munculkan berdasarkan kebutuahan pengguna, jadi dengan teknik unique value ini informasi yang kita dapat lebih detail. Yang berikutnya adalah Legend Type Unique Value, Apabila kita memilih Unique Value, maka kota yang terdapat dalam peta akan seragam sesuai dengan abjad A-Z, seperti gambar berikut :

Ini menujukkan bahwa pada setiap Negara bagian terdapat beberapa kota dengan struktur warna yang berbeda pula.

  • Dot : Adalah suatu teknik dari legend type dimana kita dapat mengklasifikasikan objek berdasarkan dengan titik, dimana titik-titik tersebut merupakan perbandingan antara jumlah objek yang ingin kita ketahui. Misalkan kita ingin mengetahui kepadatan populasi pada tiap-tiap propinsi,seperti dibawah ini kepadatan laki-laki di setiap propinsi adalah 1 : 90.000.000.000, jadi 1 titik atau dot mewakili dari 90.000.000.000 orang yang sebenarnya. Teknik ini hanya bisa dilakukan pada state.shp dan lake.shp. Legend Type Dot, Fungsi Dot adalah untuk mengcalculasikan titik Density field dan Normalize by yang berada di area gambar, seperti gambar berikut :

Dan jika kita Apply, maka akan menjadi seperti berikut :


  • Chart : Adalah suatu teknik dari legend type dimana kita dapat mengklasifikasikan objek berdasarkan kebutuhan, misalkan kita ingin mengetahui berapa perbandingan jumlah laki-laki dengan perempuan, atau juga populasi di suatu kota atau propinsi, atau panjangnya suatu jalan. Legend Type Chart, fungsi chart adalah untuk memberikan tanda pada area yang ada di gambar dan mengganti background menjadi satu warna, seperti berikut :

Dan jika kita Apply, maka akan menjadi seperti berikut :

Demikian beberapa langkah-langkah pengoperasian Legend Editor yang ada pada ARCView, selamat mencoba dan perdalam lagi ilmu kita tentang ARCView.